Thursday, March 10, 2011

Defisit Dagang China Membawa Peluang Bagi RI























JAKARTA - China mengalami defisit perdagangan pada Februari lalu sebesar USD7,3 miliar, pertama kali sejak Maret 2010. Kondisi ini terjadi karena lambatnya permintaan global.

Ekspor China selama Februari hanya naik 2,4 persen menjadi USD96,74 miliar, sementara impor melonjak 19,4 persen menjadi USD104,04 miliar. Defisit perdagangan itu merupakan yang kedua kalinya dalam tujuh tahun terakhir.

Kinerja perdagangan China bulan lalu jauh di atas Januari yang mencatatkan surplus USD6,45 miliar. Sebagai perbandingan pada Februari 2010, China juga mengalami surplus sebesar USD7,61 miliar.

Namun, kuatnya perekonomian China dinilai tidak akan membuat defisit perdagangan Negeri Panda berlangsung lama. Kondisi ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk masuk ke pasar China dan internasional.

Pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya, Prasentyantoko, menilai defisit yang saat ini terjadi disinyalir lantaran kondisi perekonomian global di mana permintaan belum sepenuhnya pulih. Menurutnya, kondisi tersebut hanya temporer, selain karena demand global yang belum pulih dan akibat penguatan nilai tukar.

“Tapi penguatan nilai tukar ini biasanya nggak akan lama. Paling lama defisit ini hanya tiga bulan,” ungkap Prasetyantoko.

Dia menilai, China merupakan salah satu negara yang memiliki struktur perdagangan yang cukup kuat untuk menopang perekonomiannya. China diperkirakan akan tetap menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia meskipun bulan lalu mencatat defisit perdagangan. Kondisi tersebut sesungguhnya membuka peluang bagi Indonesia.

“Kita memang memperoleh manfaat, tapi nggak besar. Kita juga sulit memasuki negara-negara tujuan ekspor China. Karena produk kita bisa dibilang kalah bila dibandingkan China meski itu peluang kita mencuri target pasar China. Tapi jelas kita ini menjadi lebih kompetitif, pasar ekspor China terbuka sedikit untuk kita coba masuki. Tapi kalau bersaing di manufacturing kita sulit bersaing,” tegasnya.

Meski berpeluang masuk pasar China, perdagangan Indonesia dengan China masih akan tercatat defisit ke depannya. Hanya saja, besaran defisit tersebut akan sedikit menurun.

“Kita sulit surplus dengan China karena terkait daya saing juga dan memang struktur industri kita tidak mengekspor manufacturing produk, tapi kita lebih mengekspor bahan baku. Jadi kita nggak akan bisa bersaing dengan China,” tambahnya.

Pengamat ekonomi Indef, Ahmad Erani Yustika, juga mengungkapkan hal yang sama. Defisit perdagangan yang dialami China hanya bersifat sementara. Kondisi perekonomian dunia yang belum sepenuhnya pulih membuat barang- barang produksi China masih akan merajai perdagangan dunia.

“Saya kira itu hanya sementara karena ada faktor penguatan yen, kemudian mungkin untuk beberapa hal negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor China juga mulai memproteksi dengan berbagai macam cara supaya tidak kebanjiran dengan ekspor China,” jelas Erani.

Dia menambahkan, China dipastikan akan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi kondisi ini. Namun, China membutuhkan waktu antara 1–2 bulan untuk proses pemulihan. Erani juga melihat celah yang sama yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dengan adanya defisit perdagangan China.

Meskipun peluang tersebut kecil,kekuatan ekonomi domestik Indonesia diharapkan mampu memanfaatkannya. Dia melihat Indonesia diperkirakan akan tetap defisit perdagangan dengan China.

Menurutnya, defisit perdagangan Indonesia dan China merupakan akar dari adanya Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement). “Kalau Indonesia tidak mampu melakukan efisiensi dalam meningkatkan daya saing yang luar biasa,saya rasa itu (untuk mencapai surplus dengan China) butuh waktu yang cukup lama.

Kalau kita nggak mau melakukan perubahan-perubahan yang mendasar terhadap daya saing kita, defisit dengan China akan tetap membesar dan ini sulit diprediksi sampai kapan. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah karena kuncinya di situ,” jelasnya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home