Aliran sesat Mirza Ghulam Ahmad "Sang Mesias"
    
	 
    
         
          
      
 
Hari ini, 13 Februari, adalah hari kelahiran pendiri Jemaat Ahmadiyah,  Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Macam apa kiranya sosok yang memiliki  pengikut di banyak negara, termasuk Indonesia, dan telah memicu  kontroversi sebagian umat Islam di negeri kita itu?
Menurut intelektual muda Nahdatul Ulama (NU), Zuhaeri Misrawi,  perkembangan Islam di India yang dimotori oleh Gulam Ahmad, adalah  sebuah konsekuensi dari agama Islam yang bersifat universal, sehingga  dapat diterima di belahan bumi manapun  dan dengan interpretasi yang  khas sesuai dengan masyarakatnya. 
Apabila di India muncul Ahmadiyah, maka di Iran muncul golongan Syiah, dan di Irak ada golongan Suni. 
Kelahiran Ahmadiyah sendiri di India dipicu oleh tekanan imperialisme  dan krisis sosial umat Islam setempat. Melalui pencarian yang panjang,  akhirnya Gulam Ahmad mendapat serupa ilham atau risalah yang kemudian  dibukukan, dan kemudian menjadi "kitab" bagi umat Ahmadiyah hingga kini. 
Zuhaeri menambahkan, Mirza Gulam Ahmad mengaku sebagai nabi umati, yakni  setara dengan ulama yang mendapatkan risalah, dan segala tindak  tanduknya mencontoh perbuatan Nabi Muhammad. Perbedaan istilah inilah  yang kemudian memicu ketegangan antara kalangan Ahmadiyah dan pemeluk  Islam mainstream dari dulu hingga kini. 
Nama asli tokoh ini adalah Ghulam Ahmad. Mirza sendiri melambangkan  keturunan Moghul. Namun Gulam lebih menyukai menggunakan nama Ahmad  karena dipandang ringkas. Maka, waktu menerima baiat dari orang-orang,  Gulam hanya memakai nama Ahmad. 
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tanggal 13 Februari 1835 M, atau  14 Syawal 1250 H, bertepatan pada hari Jumat subuh, di rumah keluarga  Mirza Ghulam Murtaza di Desa Qadian. Gulam lahir kembar. Namun saudara  kembarnya, perempuan, tidak berapa lama kemudian meninggal dunia. Konon,  kelahiran kembar Gulam sesuai dengan nubuat yang tertera di dalam  "kitab-kitab" bahwa Imam Mahdi akan lahir kembar. Nah, setelah dewasa,  Gulam mengaku mendapat risalah dari "langit" yang memberitakan dirinya  adalah sang mesias atau juru selamat, atau Imam Mahdi. 
Qadian terletak 57 km sebelah Timur kota Lahore, dan 24 km dari kota Amritsar di provinsi Punjab, India. 
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah keturunan Haji Barlas, raja kawasan  Qesh, yang merupakan paman Amir Tughlak Temur. Tatkala Amir Temur  menyerang Qesh, Haji Barlas sekeluarga terpaksa melarikan diri ke  Khorasan dan Samarkand, dan mulai menetap di sana. Tetapi pada abad  kesepuluh Hijriah atau abad keenambelas Masehi, seorang keturunan Haji  Barlas, bernama Mirza Hadi Beg beserta 200 orang pengikutnya hijrah dari  Khorasan ke India karena beberapa hal, dan tinggal di kawasan sungai  Bias dengan mendirikan sebuah perkampungan bernama Islampur, 9 km  jauhnya darii sungai tersebut. 
Mirza Hadi Beg dikenal cerdik dan pandai, karenanya oleh pemerintah  pusat Delhi diangkat sebagai qadhi (hakim) untuk daerah sekelilingnya.  Oleh sebab kedudukannya sebagai qadhi itulah maka tempat tinggalnya  disebut Islampur Qadhi. Lambat laun kata Islampur hilang, tinggal Qadhi  saja. Dikarenakan logat daerah setempat, akhirnya disebut sebagai Qadi  atau Qadian. 
Demikianlah, keluarga Barlas pindah dari Khorasan ke Qadian secara  permanen. Selama kerajaan Moghul berkuasa, keluarga ini senantiasa  memperoleh kedudukan mulia dan terpandang dalam pemerintahan negara.  Setelah kejatuhan kerajaan Moghul, keluarga ini tetap menguasai kawasan  60 pal sekitar Qadian, sebagai kawasan otonomi. Tetapi lambat laun  bangsa Sikh mulai berkuasa dan kuat, dan beberapa suku Sikh dari  Ramgarhia, setelah bersatu mulai menyerang keluarga ini. 
Selama itu buyut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tetap mempertahankan diri  dari serangan musuh. Tetapi di zaman kakek Gulam Ahmad, daerah otonomi  keluarga ini menjadi sangat lemah, dan hanya terbatas di dalam Qadian  saja yang menyerupai benteng dengan tembok pertahanan di sekelilingnya,  sementara daerah-daerah lain telah jatuh ke tangan musuh. 
Akhirnya bangsa Sikh dapat juga menguasai Qadian dengan jalan mengadakan  kontak rahasia dengan beberapa penduduk Qadian, dan semua anggota  keluarga ini ditawan oleh bangsa Sikh. Tetapi setelah beberapa hari,  keluarga ini diiziinkan meninggalkan Qadian, lalu mereka pergi ke  Kesultanan Kapurtala dan menetap disana selama 12 tahun. Setelah itu  tibalah zaman kekuasaan Maharaja Ranjit Singh yang berhasil menguasai  semua raja kecil, dan beliau mengembalikan sebagian harta benda keluarga  tersebut kepada ayah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang bekerja dalam  tentara Maharaja itu beserta saudara-saudaranya. 
Dokumen Tentang Keluarga  
Di dalam buku The Punjab Chiefs yang ditulis Sir Lepel Griffin ada disebut-sebut tentang keluarga Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad : 
Griffin menuilis, "Pada tahun 1530, tahun-tahun terakhir pemerintahan  kaisar Babar, Hadi Beg, seorang Moghul dari Samarkand, hijrah ke Punjab  dan menetap di daerah Gurdaspur. Ia adalah seorang terpelajar serta  bijak, dan diangkat oleh pemerintah menjadi qazi atau magistrate untuk  70 kampung di sekitar Qadian. Dialah yang mendirikan Qadian, dan  mula-mula dinamainya Islampur Qazi, yang lambat laun berubah menjadi  Qadian. Keluarga ini tetap memegang kedudukan dan pangkat yang pantas  serta terpandang dalam pemerintahan hingga beberapa turunan. Hanya waktu  pemerintahan Sikh keluarga ini jatuh miskin. 
Pada tahun 1891, Gulam Ahmad memproklamirkan diri sebagai Imam Mahdi  atau Masih Mau'ud menurut agama Islam. Beliau adalah seorang yang pandai  dan alim, sehingga perlahan-lahan banyaklah orang yang mengikutinya.  Dan, sekarang Jemaat Ahmadiyah di Punjab serta kawasan-kawasan lainnya  di India telah melebihi tiga ratus ribu orang. 
Mirza Ghulam Ahmad mengarang banyak buku dalam bahasa Arab, Farsi, dan  Urdu, serta memberikan penjelasan yang benar tentang masalah jihad. Lama  beliau mengalami penderitaan karena perlawanan pihak lain. Acapkali  beliau diseret ke pengadilan maupun ke dalam perdebatan-perdebatan. Akan  tetapi sebelum beliau wafat pada tahun 1908, beliau telah memperoleh  kedudukan yang demikian rupa sehingga orang-orang yang menentang pun  menghormatinya. 
Pusat golongan ini di Qadian. Di sana Anjuman Ahmadiyah telah mendirikan  sebuah sekolah dasar dan percetakan yang digunakan untuk menyiarkan  ajaran serta berita-berita tentang Jemaat ini. Pengganti Mirza Ghulam  Ahmad yang pertama adalah Maulvi Nuruddin, yang pernah menjadi tabib  terkemuka di Maharaja Kashmir beberapa tahun lamanya. 
Tampil di Hadapan Umum  
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mulai mengkhidmati agama Islam dengan  mengarang buku yang berisi keterangan-keterangan untuk melawan agama  Kristen dan Hindu Ariya. Karangan-karangannya diterbitkan juga di  surat-surat kabar. Karena karangan-karangan inilah nama Hadhrat Mirza  Ghulam Ahmad populer di masyarakat umum, meski pun dia sendiri jarang  keluar dari ruangan yang kecil dan sunyi itu. Pada waktu tu nama Hadhrat  Mirza Ghulam Ahmad telah mulai dikenal dan tersiar, tetapi dia sendiri  tidak tampil di hadapan umum, dan tetap dalam suasana yang sunyi dan  terpisah itu. 
Ketika Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tengah menjalankan mujahidah tersebut,  Allah Ta’ala sering memberi ilham kepada beliau yang mengandung  kabar-kabar ghaib, dan menjadi sempurna pada waktunya. Hal-hal ini  menambah keimanan serta keyakinan beliau maupun rekan-rekan beliau yang  di antaranya terdapat juga orang-orang Sikh serta Hindu. Mereka amat  heran dan takjub melihat kejadian-kejadian itu. 
Mula-mula dia  memuat karangan dalam surat-surat kabar saja. Tetapi  ketika dirinya melihat bahwa musuh Islam menyerang dengan lebih hebat  dan orang-orang Islam tidak mampu menjawab serangan-serangan itu, maka  berdasarkan ilham dan wahyu Ilahi, Gulam bangkit untuk mengarang sebuah  buku yang menerangkan perkara-perkara tentang kebenaran agama Islam,  yang betul-betul tidak dapat dijawab oleh para musuh Islam untuk  selamanya. Tiap-tiap orang Islam dapat mempergunakan  keterangan-keterangan itu untuk menjawab segala serangan terhadap Islam.  Dengan kemauan dan tujuan itulah Gulam  mulai mengarang buku yang  terkenal dengan nama "Barahiyn Ahmadiyah". 
Ketika sebagian karangan telah selesai, Gulam  menganjurkan agar  dicetak, dan atas pertolongan orang-orang yang sangat gemar dan memuji  karangan-karangannya, dapatlah tercetak bagian pertama berupa suatu  pengumuman dan seruan. Bagian yang pertama itu saja telah menggoncangkan  dan menggemparkan seluruh negeri. Walaupun bagian pertama itu hanya  berupa pengumuman dan seruan, tetapi di dalamnya diterangkan juga  hal-hal tertentu untuk membuktikan kebenaran Islam, yang amat menarik  dan mendapat pujian dari para pembaca buku tersebut. 
Dalam pengumuman itu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengemukakan suatu  syarat bahwa keindahan-keindahan Islam. Inilah pertama kali Gulam  memaparkan keindahan-keindahan Islam. 
Bagian pertama buku ini dicetak pada tahun 1880, bagian kedua pada tahun  1881, bagian ketiga tahun 1883 dan bagian keempat pada tahun 1884. 
Di dalam buku itu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad juga mencantumkan beberapa  ilham yang diterimanya, sebagian di antaranya adalah: "Seorang nabi  telah datang ke dunia, namun dunia tidak menerimanya." 
Ilham-ilham ini telah dicetak dalam Barahiyn Ahmadiyah pada tahun 1884,  ketika Gulam  masih hidup dalam suasana yang sepi dan terpisah dari  dunia ramai. Tetapi setelah terbitnya buku itu, nama Hadhrat Mirza  Ghulam Ahmad mulai tersiar ke seluruh India. Banyak pula yang menaruh  harapan bahwa pengarang Barahiyn Ahmadiyah akan membela Islam dan  menjawab segala serangan serta tuduhan yang dilontarkan kepada Islam.  (berbagai sumber) 
 
    
         
        
     
  
        
 
  
  
  
 
 
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home