Sunday, March 6, 2011

Enam Orang Tewas Akibat Uji Coba Pesawat di Moscow

Enam awak pesawat, termasuk dua orang berkebangsaan Myanmar, tewas ketika sebuah pesawat yang sedang diuji coba jatuh di Rusia bagian tengah pada Sabtu, menurut kementerian situasi darurat.

Keenam orang itu meninggal ketika pesawat AN-148 jatuh dan terbakar pada Sabtu (5/3/2011) pagi, sekitar 160 kilometer di timur kota Belgorod, menurut data awal yang dikutip oleh pernyataan pihak kementerian.
Enam orang tewas tersebut meliputi dua warga Myanmar, bersama dua pilot dan dua teknisi penerbangan yang merupakan warga Rusia, kata kementerian situasi darurat regional.

Warga Myanmar yang meninggal tersebut diidentifikasi sebagai pilot Htein Lin Aung dan Zaw Htun Aung.
Perusahaan pesawat milik pemerintah Rusia, United Aircraft Corporation, mengatakan pesawat tersebut sedianya akan diserahkan kepada Myanmar, guna memenuhi kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dan pemerintah Myanmar.

"Kedua pilot Myanmar itu sedang melakukan latihan terbang dalam sebuah pesawat yang diuji coba pabrik tersebut," kata penyataan itu.
Pesawat itu menghilang dari radar pada pukul 10.40 waktu setempat (14.40 WIB), dan sebuah pesawat yang terbang di atas wilayah tersebut kemudian melihat tanda kebakaran di tempat pesawat itu jatuh, menurut sumber itu.

Televisi Rusia menayangkan kondisi pesawat yang dilahap api dan asap hitam mengepul dari tempat jatuhnya pesawat itu, di sebuah lahan bersalju dekat dengan rumah kayu serta pepohonan.

Kantor berita Interfax mengutip pernyataan saksi mata yang menyebutkan pesawat tersebut telah terbakar sebelum jatuh ke tanah.
"Saya melihat pesawat tersebut mulai berputar di atas sekolahan, namun kemudian terbakar hingga jatuh di kebun sayuran penduduk desa," kata saksi mata yang tinggal di desa Garbuzovo seperti dikutip Interfax.

Komite Penyelidik dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka membuka sebuah penyelidikan kriminal terkait pelanggaran aturan keselamatan penerbangan.

Seorang sumber mengatakan kepada Interfax bahwa kedua pilot dari Myanmar itu belum dilatih menerbangkan pesawat dengan alat simulasi terbang.
"Jika mereka yang memegang kendali, mungkin saja itu yang menyebabkan kecelakaan terjadi. Pesawat itu bisa saja jatuh dengan berputar," katanya.

Pesawat AN-148 merupakan rancangan pabrikan Antonov asal Ukraina dan dibangun oleh pabrik pesawat Voronezh dalam sebuah proyek bersama. Pesawat tersebut bermesin jet dengan jarak tempuh menengah, sehingga dapat digunakan untuk keperluan angkut kargo maupun penumpang.

Sejumlah negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap investasi dan bepergian terkait pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.

Bulan lalu, para anggota parlemen Uni Eropa mendesak China, India dan Rusia untuk menekan Myanmar agar negara itu memperbaiki reputasi hak asasi manusia mereka dan menghentikan pasokan senjata terhadap rezim tersebut.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home